Senin, 16 Juni 2014

pembuatan sabun dan penggunaan nya


Pembuatan sabun merupakan sintesis kimia yang paling tua. Bila gliserida lemak dihidrolisis akan dihasilkan garam dari asam karboksilat dan gliserol, CH2OHCHOCH2OH.

 Sabun yang digunakan sehari-hari merupakan campuran garam-garam natrium dari asam lemak rantai panjang. Sabun dapat dibuat dengan berbagai cara demikian pula komposisinya. Pada mulanya orang membuat sabun dengan harapan sabun dapat larut dalam air, atau yang dikenal dengan larutan sabun. Namun kenyataan nya ini bukan larutan yang sebenarnya. Larutan sabun merupakan jenis koloid, yaitu padatan sabun yang yang terdispersi dalam air dalam keadaan yang menggerombol membentuk agregat atau misela. Setiap agregat mengandung beratus-ratus molekul sabun. 

Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionikyang besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik).

Selain itu ada lagi yang namanya detergen. Detergen mempunyai sifat yang sama dengan sabun yaitu sifat amfipatik, ujung yang berupa hidrokarbon panjang yang bersifat non polar dan larut dalam minyak, sedangkan ujung yang polar larut dalam air. Dalam penggunaan nya sehari hari, sabun dan detergen digunakan dalam pembersihan, baik dalam mencuci pakaian maupun mandi. Deterjen dan sabun digunakan sebagai pembersih karena air murni tidak dapat menghapus atau menghilangkan kotoran pakaian/barang yang berminyak, atau terkena pengotor organik lainnya.

Permasalahan nya :
Bagaimana proses penghilangan lemak yang ada pada pakaian dan pada waktu kita mandi dalam proses kita mencuci, Bagaimana mekanisme reaksi nya ?
 

3 komentar:

  1. Sabun dan detergen dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang memiliki bagian yang suka air (hidrofilik) sehingga dapat larut dalam air dan bagian yang tidak suka akan air (hidrofobik) sehingga larut dalam minyak atau lemak. Jika dalam pakaian yang dicuci dengan detergen terdapat kotoran lemak maka bagian ion yang bersifat hidrofobik masuk ke dalam butiran lemak atau minyak dan bagian ion tersebut yang bersifat hidrofilik akan mengarah ke pelarut air. Keadaan ini menyebabkan butiran-butiran minyak akan saling tolak-menolak karena menjadi bermuatan sejenis. Akibatnya, kotoran lemak atau minyak yang telah lepas dari pakaian tidak dapat saling bersatu lagi dan tetap berada dalam larutan

    BalasHapus
  2. Deterjen dan sabun digunakan sebagai pembersih karena air murni tidak dapat menghapus atau menghilangkan kotoran pakaian/barang yang berminyak, atau terkena pengotor organik lainnya. Sabun membersihkan dengan bertindak sebagai emulsi. Pada dasarnya, sabun memungkinkan minyak dan air untuk bercampur sehingga kotoran berminyak dapat dihilangkan selama pencucian.
    Seperti sabun, deterjen memiliki rantai molekul hidrofobik atau rantai molekul yg tidak suka air dan komponen hidrofilik atau rantai molekul suka-air. Hidrokarbon hidrofobik yang ditolak oleh air, tapi ditarik oleh minyak dan lemak. Dengan kata lain berarti bahwa salah satu ujung molekul akan tertarik ke air, sementara sisi lain mengikat minyak. Air bersabun yang mengelilinginya (kotoran) memungkinkan sabun atau deterjen untuk menarik kotoran dari pakaian atau piring dan masuk ke dalam air bilasan untuk selanjutnya dapat dipisahkan.

    BalasHapus
  3. baiklah saya ingin membantu menambahkan sedikit jawaban tentang permasalahan diatas
    pada umumnya jika dilihat dari sifat umum sabun dan deterjen

    surfaktan atau deterjen ini bersifat membersihkan dimana R- ( non polar dan Hidrofob ) = membelah molekul minyak dan kotoran menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air mudah membentuk emulsi dengan kotoran dan mudah dipisahkan
    -C-O- ( polar dan Hidrofil ) = larut dalam air membentuk buih dan mengikat partikel – partikel kotoran sehingga terbentuk emulsi. dan Sabun adalah suatu gliserida ( umumnya C16 dan C18 atau karboksilat suku rendah ) yang merupakan hasil reaksi antara ester ( suatu derivat asam alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol yang merupakan senyawa aromatik dan bermuatan netral ) dengan hidroksil dengan residu gliserol ( 1.2.3 – propanatriol ). Apabila gliserol bereaksi dengan asam – asam yang jenuh ( suatu olefinatau polyunsaturat ) maka akan terbentuk lipida ( trigliserida atau triasilgliserol ).

    Deterjen adalah surfaktan, yang dapat dihasilkan dengan mudah dari petrokimia. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air, pada dasarnya membuatnya lebih basah sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi dengan minyak dan lemak.

    Seperti sabun, deterjen memiliki rantai molekul hidrofobik atau rantai molekul yg tidak suka air dan komponen hidrofilik atau rantai molekul suka-air. Hidrokarbon hidrofobik yang ditolak oleh air, tapi ditarik oleh minyak dan lemak. Dengan kata lain berarti bahwa salah satu ujung molekul akan tertarik ke air, sementara sisi lain mengikat minyak. Air bersabun yang mengelilinginya (kotoran) memungkinkan sabun atau deterjen untuk menarik kotoran dari pakaian atau piring dan masuk ke dalam air bilasan untuk selanjutnya dapat dipisahkan.

    itulah yang dapat saya bantu semoga bermanfaat ^^

    BalasHapus