UAS KIMIA ORGANIK II
Dosen pengampu : Dr. Drs. Syamsurizal, M.Si
NAMA : DHANI WINDRA GUSVA
NIM : A1C112010
PENDIDIKAN KIMIA REGULER 2012
SOAL
1. Jelaskan kemungkinan terbentuknya ikatan
rangkap tiga pada lemak atau minyak tak jenuh?
2.
Jelaskan proses terjadinya pencucian dengan pelarut
organik bebas air ?
3. Bagaimana
cara kerja lidah (indra pengecap ) sehingga
menimbulkan rasa manis contohnya pada fruktosa?
4.
Jelaskan
hubungan hormon oksitosin dengan sinyal gelombang alfa dan beta yang di
keluarkan oleh otak?
5.
Jelaskan bagaimana sifat basa dapat dihasilkan oleh gugus
OH pada C11O22H11 pada sakarida ?
Jawab : .
1. Asam lemak adalah asam organik yang terdapat
sebagai ester trigliseraldehida atau lemak. Asam ini merupakan asam lemak yang
mempunyai rantai karbon panjang. Pada lemak tak jenuh lemak mengandung ikatan
rangkap.
Saya membandingkan dengan alkana yang berikatan
tunggal bisa dibuat menjadi alkena yang berikatan rangkap, berarti lemak yang
berikatan rangkap dua ini bisa juga diubah menjadi ikatan rangkap tiga. Salah
satu jalan yang bisa ditempuh yaitu dengan mereaksikannya dengan halogen yang
memiliki sifat nukleofilik yang mampu menggantikan gugus H. Jadi yang harus
dilalui untuk mengubah ikatan rangkap dua menjadi ikatan rangkap tiga adalah
dengan reaksi halogenasi, setelah itu baru di dehidrogenasi.
Reaksi halogenasi merupakan proses
dimasukkannya halogen kedalam salah satu senyawa organik, dalam reaksi ini
digunakan Br-.
penggunaan Br- dikarenakan ia
adalah nukleofil yang mampu menyerang C yang bermuatan positif pada ikatan
rangkap. Sehingga H pada C tersebut berpindah posisi.
Ikatan
rangkap 3 pada asam lemak tak jenuh akan terbentuk jika direaksikan oleh
senyawa halogen yang besifat nukleofilik
supaya salah satu dari ikatan hydrogen pada ikatan rangkap dapat
tersubstitusi dan atom H yang satunya dapat ditarik oleh basa kuat dan
menyebabkan gugus halida menjadi gugus pergi, dengan demikian ketika basa kuat
direaksikan dengan asam lemak tak jenuh maka ia akan menyerang atom Br sehingga
akan terputus dan memungkinkan terbentuknya ikatan rangkap 3 dikarena ikatan
pada Br nya telah terputus dan terjadi pertumpangan.
Disini atom H yang terikat pada atom C akan mengalami
ketidakstabilan karena atom C akan stabil jika memiliki 4 tangan namun disini
memiliki 5 tangan. Sehingga dengan demikian atom H akan diputuskan dan
berikatan dengan H2O. Dan terbentuklah ikatan rangkap tiga.
2. Sejak ratusan tahun lalu telah dikenal sabun, yakni persenyawaan
antara minyak atau lemak dan basa. Molekul sabun berbentuk rantai panjang
panjang dan satu gugus ionic yang besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya,
strukturnya tepat sama dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan
molekul minyak (bersifat hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada
sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul
air (bersifat hidrofobik).
surfaktan ini bersifat membersihkan dimana R- (non polar dan Hidrofob)=
membelah molekul minyak dan kotoran menjadi partikel yang lebih kecil sehingga
air mudah membentuk emulsi dengan kotoran dan mudah dipisahkan
-C-O- (polar dan Hidrofil)=larut dalam air membentuk buih dan mengikat partikel – partikel kotoran sehingga terbentuk emulsi. Sabun adalah suatu gliserida (umumnya C16 dan C18 atau karboksilat suku rendah) yang merupakan hasil reaksi antara ester ( suatu derivat asam alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol yang merupakan senyawa aromatik dan bermuatan netral ) dengan hidroksil dengan residu gliserol (1.2.3 – propanatriol). Apabila gliserol bereaksi dengan asam – asam yang jenuh ( suatu olefinatau polyunsaturat ) maka akan terbentuk lipida ( trigliserida atau triasilgliserol ). Dari uraian diatas tentu yang digunakan sebagai pelarutnya yakni air. Air adalah molekul bersifat polar yang terdapat ion H+ dan – OH. Akan tetapi dalam kasus yang dihadapi adalah tidak menggunakan pelarut yang bukan air, ,menurut saya bisa dilakukan dengan mengganti bahan lain yang sifatnya sama dengan sifat air yakni memiliki gaya tarik menarik (gaya natar milekul dipol-dipol )yang menyamai air. Salah satunya yang bisa digunakan adalah aseton, selain aseton bisa juga digunakan asam format. Asam format dapat digunakan dalam pelarut dalam pencucian karena dia memiliki dielektrik yang cukup kuat dan gaya antar molekul dipol-dipol sehingga asam format yang merupakan senyawa polar menginduksi awan elektron sabun sehingga dapat membantu larutnya lemak yang merupakan senyawa non polar. Akan tetapi senyawa ini berbahaya jika digunakan untuk kulit. asam format adalah suatu cairan yang tidak berwarna, berbau tajam/menyengat, asam format dapat larut sempurna dengan air dan sedikit larut dalam benzena, karbon tetra klorida, toluena, serta tidak larut dalam hidrokarbon alifatik seperti heptana dan oktana. Asam format, (l. Formica = semut). Kemudian aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter dan lain-lain . Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya.
-C-O- (polar dan Hidrofil)=larut dalam air membentuk buih dan mengikat partikel – partikel kotoran sehingga terbentuk emulsi. Sabun adalah suatu gliserida (umumnya C16 dan C18 atau karboksilat suku rendah) yang merupakan hasil reaksi antara ester ( suatu derivat asam alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol yang merupakan senyawa aromatik dan bermuatan netral ) dengan hidroksil dengan residu gliserol (1.2.3 – propanatriol). Apabila gliserol bereaksi dengan asam – asam yang jenuh ( suatu olefinatau polyunsaturat ) maka akan terbentuk lipida ( trigliserida atau triasilgliserol ). Dari uraian diatas tentu yang digunakan sebagai pelarutnya yakni air. Air adalah molekul bersifat polar yang terdapat ion H+ dan – OH. Akan tetapi dalam kasus yang dihadapi adalah tidak menggunakan pelarut yang bukan air, ,menurut saya bisa dilakukan dengan mengganti bahan lain yang sifatnya sama dengan sifat air yakni memiliki gaya tarik menarik (gaya natar milekul dipol-dipol )yang menyamai air. Salah satunya yang bisa digunakan adalah aseton, selain aseton bisa juga digunakan asam format. Asam format dapat digunakan dalam pelarut dalam pencucian karena dia memiliki dielektrik yang cukup kuat dan gaya antar molekul dipol-dipol sehingga asam format yang merupakan senyawa polar menginduksi awan elektron sabun sehingga dapat membantu larutnya lemak yang merupakan senyawa non polar. Akan tetapi senyawa ini berbahaya jika digunakan untuk kulit. asam format adalah suatu cairan yang tidak berwarna, berbau tajam/menyengat, asam format dapat larut sempurna dengan air dan sedikit larut dalam benzena, karbon tetra klorida, toluena, serta tidak larut dalam hidrokarbon alifatik seperti heptana dan oktana. Asam format, (l. Formica = semut). Kemudian aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter dan lain-lain . Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya.
3.
Lidah
atau lingua tersusun atas otot lurik yang diselaputi oleh lapisan lendir. Pada
permukaan atas lidah terdapat banyak tonjolan yang disebut papila.
Lidah disebut juga dengan
kemoreseptor. Disebut
Kemoreseptor karena peka dan mampu menerima rangsangan berupa zat kimia
berupa larutan. Reseptor merupakan kuncup-kuncup pengecap (taste buds ) pada permukaan lidah,
didalam proses perasa dan pengecapan ini indera penciuman ikut berperan dalam persepsi
pengecapan. Indera pengecapan memungkinkan kita untuk merasakan tekstur makanan
lembut atau kasar, zat-zat yang terkandung dalam makanan, serta rasa makanan
itu sendiri. Pada lidah terdapat
kemoreseptor yang dapat merespon rasa asin, asam pahit dan manis. Kemoreseptor
ini berfungsi untuk menangkap rangsangan
yang bersifat senyawa kimia larut dalam air. Bagian – bagian lidah yang
berfungsi sebagai kemoreseptor adalah :
bagian tepi depan merasakan manis, belakang merasakan pahit, samping merasakan
asam dan bagian depan merasakan asin. Pada
lidah juga terdapat rambut sensor. Rambut-rambut
sensor menyembul dari sel-sel ke pori-pori sentral tunas pengecap. Pada bagian
ini rambut-rambut sensori terendam dalam zat kimia yang terlarut dalam air
ludah manusia. Zat-zat yang terlarut dalam ludah itu akan di deteksi oleh
sensor ini sehinggga dapat dibedakan baik itu manis, asam, asin dan pahit.
Agar suatu zat terasakan zat tersebut harus larut dalam lelembapan mulut
. Hanya dalam keadaan larutan zat itu
dapat menstimulasikan rasa. Lidah dilengkapi dengan serabut saraf-saraf sensorik
yang dilengkapi dengan ujung akhir , untuk mengumpulkan ransangan . Memang terlihat bahwa seolah-olah kita
mengecap dengan ujung saraf pada lidah.
Tetapi sebenarnya otak yang menilai semua perasaan itu.
Di dalam mulut ada kelenjar ludah atau kita sebut
dengan air liur yaiut cairan bening yang mengandung elektrolit, senyawa
antibakteri, dan beberapa enzim yaitu alfa amylase , glukosa – 6- posfat
isomerase yang membantu pencernaan karbohidrat didalam ludah. Pada saat dikunyah, makanan yang telah masuk ke mulut bercampur dengan air liur.
Lalu, makanan yang sudah larut atau bersatu dengan air liur merangsang
ujung-ujung syaraf yang terletak pada kuncup-kuncup pengecap yang tersebar diseluruh permukaan
lidah. Zat makanan yang berasal dari makanan kemudian masuk ke dalam pori-pori
kuncup-kuncup pengecap bersama dengan air liur. Zat makanan yang masuk akan
menstimulasi ujung-ujung syaraf yang memiliki rambut atau Gustatory Hair. Dari
sinilah rangsanganrasa ini kemudian diteruskan ke pusat syaraf pengecap yang berada di otak. Selanjutnya,
otaklah yang menanggapi rasa tersebut. Sehingga kita dapat merasakan manis,
asam, asin, pahit, dll
Fruktosa merupakan karbohidrat disakarida yang banyak ditemukan dalam buah-buahan , madu dan
lebih manis dari glukosa memiliki rasa manis dapat dirasakan oleh tepi
depan lidah . Fruktosa dapat larut dalam cairan ludah yang
mengandung elektrolit dan senzim amylase . Zat yang larut ditangkap oleh saraf-saraf
sensorik dan ditansmisikan ke otak sehingga otak memberikan respon kelidah
bahwa rasanya manis.
4. Oksitosin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary
dalam otak manusia ketika melahirkan, menyusui, melakukan hubungan seksual dan
juga bekerja seperti ‘lem besi’. Telah lama diteliti dan diketahui bahwa
oksitosin menyebabkan ikatan emosional, mengurangi daya pikir manusia dan
penelitian baru-baru mengatakan hormon ini meningkatkan rasa percaya kepada
orang lain. Hubungan dengan Gelombang alpha terjadi pada saat
kita melakukan kreativitas, relaksasi, dan visualisasi dengan gelombang (8-13,9
Hz) dan gelombang Theta terjadi pada saat kita melakukan Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan
Memori dengan gelombang (4-8 Hz). Pada saat gelombang alpha dan theta inilah
hormone oksitosin bekerja karena Oksitosin
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis yg ada di otak. Secara umum, oksitosin
mempunyai fungsi dalam pengendalian gairah seksual, sistem koordinasi,
memfasilitasi kelahiran bayi, memberikan rasa kepercayaan diri dan mengurangi
rasa takut, memengaruhi kemurahan hati dengan meningkatkan.
Gelombang Alpha: Kreativitas,
Relaksasi, Visualisasi
Gelombang otak Alpha (8-13,9 Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi
Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar,
sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan, memecahkan masalah,
dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita.
Gelombang Theta: Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan Memori
Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat
kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga sering dinamakan sebagai mengalami
mimpi secara sadar. Frekuensi Theta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan
pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi “senjakala” (twilight)
dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih dalam, menghasilkan
peningkatan kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan kurang tidur, meningkatkan
kreativitas dan pembelajaran.
Berkaitan dengan hubungan oksitosin dan gelombang otak . Oksitosin adalah hormone yang memiliki
efek neurohypophysial antianxiethy yang membantu dalam relaksasi dan mengurangi
tekanan darah. Hal ini meningkatkan ambang nyeri dan juga meningkatkan
pertumbuhan dan penyembuhan. Dalam keadaan stress atau tengang adalah gelombang
theta yang muncul lebih banyak dan hal ini jumlah produksi hormone oksitosin
berkurang atau jika dalam konsisi lebih lagi, seperti takut, maka oksitosin
tidak diproduksi sama sekali. Itu sebabnya dalam proses kelahiran dokter
memberikan suntikan oksitosin.
Jumlah hormone oksitosin yang cukuo memberikan perasaan lebih relaks dan
nyaman pada seseorang sehingga dalam keadaan tersebut lebih mendominasi
kemunculan gelombang alfa di otak serta mengatasi rasa takut.
5. Karbohidrat adalah senyawa organik netral yang berupa polihidroksi aldehida
atau polihidroksi keton dengan rumus empiris cx(H2O)n dengan
ketentuan sebagian besar nilai n sama dengan 3 atau lebih. Selain unsur C, H, dan O ada juga karbohidrat
yang mempunyai unsur lain berupa fosfor (P), nitrogen (N), atau sulfur (S). Bentuk polihidroksi aldehida disebut juga aldosa dan polihidroksi keton
dinamakan ketosa. Kedua bentuk karbohidrat tersebut dapat dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu: (1) gula yang terdiri dari monosakarida dan
oligosakarida. (2) non-gula yang terdiri dari polisakarida dan karbohidrat
kompleks.
Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari
monomer-monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa dengan rumus molekul C12H22O11. senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan,
tidak oleh organisme lain seperti hewan penambahan sukrosa dalam media
berfungsi sebagai sumber karbon.
Struktur dua monosakirada bergabung membentuk disakarida yaitu sukrosa
Berdasarkan konsep asam basa brownsted-lowry ketika sebuah senyawa yang
berperilaku seperti asam mendonorkan proton, haruslah terdapat basa yang
menerima proton tersebut. Basa konjugat adalah ion atau molekul yang dihasilkan
setelah asam kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugat adalah spesi yang
dihasilkan ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversibel dan
dapat berjalan terbalik maupun ke depan. Dan pada gambar diatas fruktosa
tersebut memiliki gugus –OH
yang bersifat basa dan dapat menarik asam (gugus H+ ) pada glukosa membentuk sukrosa.
Sifat basa pada gugus
OH pada sakarida dapat dihasilkan dari struktur molekul sakarida itu sendiri
banyak terdapat gugus hidroksil (-OH).
Contohnya :
sakarida memiliki sifat
basa karena seperti dalam teori asam basa, bahwa menurut Arhenius basa adalah
senyawa yang memiliki gugus hidroksil dan melepaskan gugus hidroksil dalam
larutan air.
Contohnya :
Pada gambar diatas kita
dapat melihat bahwa sifat basa pada salah satu jenis dari karbohidrat yaitu
sukrosa ini mengandung glukosa dan fruktosa. Fruktosa tersebut memiliki gugus
OH- yang bersifat basa dan dapat menarik asam (gugus H+ )
pada glukosa. Lalu melepaskan gugus hidroksil dalam larutan air.